Sunday, October 26, 2008

MENANAM REDHA ...MENUAI TAKWA




Wahai sayang...!


di bawah rimbunan kasihmu,ku tanya kamu tika itu,bagaimana punya hati mulia,usah ada prasangka gila,kau katakan padaku,perlakuan kita dgn manusia,harus dengan tawakkal,jadikan semuanya adalah ladang amal,bila ada menghina petiklah dgn kesabaran,bila ada menghujah cubalah tersenyum..kerana semuanya adalah ujianbukankah ujian itu indah?kalau kamu sudah merasa ujian itu indahbererti kamu telah berlapang dada.amat payah untuk membuka minda,amat payah untuk menerima nista,amat sedikit untuk mensyukuri nikmatNyaamat susah untuk mendaki mencari,hikmah pasrah dan nikmat redha,di celah kesombongan lagi buta,di celah kelalaian di ulit alpa.di dalamnya hikmah dan nikmatNya,lalu dongaklah kepala lihat siapa kita.melata berjalan lagi dhaif di bumiNya.

Wahai sayang...


di bawah rimbunan kasihmu,nyamannya hembusan bayu,kau katakan padaku,cubalah mengasah hati sendiri,menerima pujian itu adalah hal biasa,tapi menerima hinaan dengan senyum,adalah hal yang luar biasa,hinaan itu adalah penghormatanyg setinggi-tingginya kepada kita,pabila hinaan dan nista dimamah,muncul pula nikmat berlapang dada,menerima hinaan dan hujjah itu bukan berarti kita pasrah dan lemah,tetapi lebih kuat untuk tetap berdiri,lebih pandai mencari argumentasi,lebih terbuka menyambung silaturrahmi,lebih tahu kelemahan diri hingga rendah hati,lebih bersahaja tuk mengucap terima kasih,lebih tersenyum menawan hati..lalu menerima sabar dan redha,Allah akan memberi penghormatanNyadalam sabar dan redha kita...berbahagialah barang siapa,yang mendapat penghormatan Allah Taala.AMIN...Terima kasih sahabat kerna memberi ku tinta ini agar ku pahatkan di lukisan hati..sesugguhnya bicara minda kamu umpama pili pabila dibuka akan sentiasa keluar dan mengalir..terima kasih wahai Allah mempertemukan dia denganku di jalanMu...Wahai Allah limpahkan sefahaman pada kami dalam mengasah hati ini...amin

1 comment:

alhabbatu_kama said...

Wahai teman...
di sini aku berdiri,
menoleh ke sana menoleh ke sini,
tiba-tiba sepi menyapa,
menghantarku sebungkus hiba,
sepinya aku dalam mencari,
sepinya kamu menghiris hati,
rindunya aku tak terperi,
rindunya kamu tak ku ketahui,
sedihnya aku mengusung kau pergi,
sedihnya kamu sudi melukai..
senangnya aku bila kau mengunjungi,
senangnya kamu melupai,
sukarnya aku mengerti hati,
sukarnya kamu memahami,
wahai Allah Engkaulah Maha mengetahui,
Engkaulah saja Maha memahami bicara ini.

Wahai teman...
di sini aku berdiri,
ku kutip jua mutiara hikmah yang tumpah,
buat bekalan di jalanan,
meski jari-jemari calar dan kelukaan,
kaki tak berdaya melangkah badan kepenatan,
hanya tekatku cuma satu..
mengharapkan keikhlasan persahabatan,
melerai kerinduan dan keegoan,
apa salahnya kita sefahaman,
apa ruginya jika kita sehaluan,
mengurai ikatan rindu yang datang,
membelai ketenangan yang diharapkan.
di pinggir pohon kasih yang hampir tumbang.
Wahai Allah Engkaulah maha mengetahui,
Tetaplah sesuatu yang terbaik buat kami.

amin ya rabbal alamin.